
Categories
About MeTotal PageviewsBlog ArchiveSearch This Blog |
|

| Perumusan teks Proklamasi Indonesia | 05:44 |
|
Filed under:
Sejarah
|
|
Perumusan teks proklamasi diadakan di rumah Laksamana Muda Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta . Menjelang pagi tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi dirumuskan oleh
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dam Ahmad Soebarjo yang disaksikan oleh
Sayuti Melik, Sukarni, B.M Diah, dan Sudiro.
Pada pukul 04.30 waktu Jawa konsep naskah proklamasi selesai disusun.
Selanjutnya mereka menuju ke serambi muka menemui para hadirin yang
menunggu. Ir. Sukarno memulai membuka pertemuan dengan membacakan naskah
proklamasi yang masih merupakan konsep tersebut. Ir. Sukarno meminta
kepada semua hadirin untuk menandatangani naskah proklamasi selaku
wakil-wakil bangsa Indonesia.
Pendapat itu diperkuat oleh Moh. Hatta dengan mengambil contoh naskah
“Declaration of Independence” dari Amerika Serikat. Usulan tersebut
ditentang oleh tokoh-tokoh pemuda. Karena mereka beranggapan bahwa
sebagian tokoh-tokoh tua yang hadir adalah “budak-budak” Jepang.
Selanjutnya Sukarni, salah satu tokoh golongan muda, mengusulkan agar
yang menandatangani naskah proklamasi cukup Sukarno-Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Setelah usulan Sukarni itu disetujui, maka Ir. Sukarno meminta kepada
Sajuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan Sukarno tersebut,
dengan disertai perubahan-perubahan yang telah disepakati. Ada tiga
perubahan yang terdapat pada naskah ketikan Sajuti Melik, yaitu : kata
“tempoh” diganti “tempo”, sedangkan kata “wakil-wakil bangsa Indonesia”
diganti dengan “Atas nama bangsa Indonesia”. Perubahan juga dilakukan
dalam cara menuliskan tanggal, yaitu “Djakarta, 17-8-05” menjadi
“Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Selanjutnya timbul persoalan dimanakah proklamasi akan diselenggarakan.
Sukarni mengusulkan bahwa Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara
lapangan Monumen Nasional) telah dipersiapkan bagi berkumpulnya
masyarakat Jakarta untuk mendengar pembacaan naskah Proklamasi. Namun
Ir. Sukarno menganggap lapangan Ikada adalah salah satu lapangan umum
yang dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer
Jepang. Oleh karena itu Bung Karno mengusulkan agar upacara proklamasi
dilaksanakan di rumahnya, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dan disetujui
oleh para hadirin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


0 comments:
Post a Comment